ーーーーーーーーーーーーーーーーー
・Penerjemah: IsekaiShumi
・Editor: IsekaiShumi
・Dukung IsekaiShumi: Trakteer
ーーーーーーーーーーーーーーーーー
・Penerjemah: IsekaiShumi
・Editor: IsekaiShumi
・Dukung IsekaiShumi: Trakteer
ーーーーーーーーーーーーーーーーー
❈ Epilog ❈
Ruang kelas akademi Sousei bermandikan cahaya matahari. Hari ini pun, para murid dengan gembira bertukar pakaian yang masih baru tanpa kerutan, gigi mereka bersinar terang seperti biasanya. Kehidupan remaja mereka dipamerkan dengan penuh kemuliaan. Namun, ada Mikado yang berbaur di sana, akan tetapi jelas berbeda dari mereka.
“Haaaa ... haaaaaaaaaaaaaa ....”
Dia sibuk menghabiskan masa mudanya dengan menghela napas di semua tempat. Meskipun dia seharusnya bersinar sebagai penerus keluarga Kitamikado, membimbing Jepang ke kejayaannya yang baru, saat ini dia dibungkus oleh kegelapan.
“Ayolah, tidak perlu terlalu dipikirkan! Memangnya apa yang akan terjadi jika pertunanganmu gagal?! Masih ada waktu! Lain waktu, aku bilang!” ucap Kisa, jelas senang dengan situasinya.
“Kamu benar-benar bahagia soal ini ....”
“Aku merasa sangat bahagia hari ini! Bahkan rasanya aku bisa terbang, aku bilang!”
“Dan juga sangat bersemangat ....”
“Karena kamu berada di sisiku selama ini, Mikado! Tanpa mengetahui rencanaku selama ini! Bagaimana bisa aku tidak menertawainya, Mikado?!”
Dan seterusnya, dia mengumumkan, siap untuk melompat dan menari. Tentu saja, Mikado tahu jika itu bukanlah perasaan Kisa yang sebenarnya. Lagipula, dia telah melihat sisi Kisa yang lemah lembut, mulai dari saat mereka di rumah sakit dan tidak lupa dengan waktu yang mereka habiskan di pulau terpencil. Tidak, bagaimana Mikado bisa melupakannya.
Pada akhirnya, fakta bahwa penerus keluarga Kitamikado menghilang tidak dilaporkan pada keluarga Shizukawa. Untuk melarikan diri dari rumor yang menyakiti mereka, terlihat bahwa Mikado tidak pernah hadir dalam upacara dan kepala keluarga Shizukawa membatalkan rencana upacara pertunangan dengan kemarahan. Mikado dimarahi habis-habisan oleh pemimpin keluarga Kitamikado dan diinterogasi beberapa hari, di mana dan apa yang dia lakukan saat itu. Tentu saja, dia tidak bisa bilang jika diculik oleh Kisa, jadi dia tetap diam melalui detektator kebohongan dan pemindaian otak.
“Tapi ... aku senang kamu sangat menghargaiku sebanyak ini.”
Saat dia bergumam, perasaan Kisa yang sebenarnya keluar.
“ ... Eh?”
Mata Mikado terbelalak. Sebagai balasan, Kisa menggerakkan tangannnya ke kanan dan kiri.
“Senang yang aku maksud itu bukan dalam artian aneh, oke? Li-lihat, yang aku maksud itu kalau kamu sudah menunjukkan kesetiaan padaku, itu yang membuatku senang! Bukan jantungku yang berdetak sangat kencang atau semacamnya, lho!” atau itu yang Kisa katakan, tetapi wajahnya merah padam.
“A-ahh, begitu, ya.”
“Y-ya ....”
“Apa begitu ...?”
“Itu ....”
Keheningan mengisi kekosongan di antara mereka. Dia adalah Kisa yang biasanya, tetapi pada saat yang sama, dia berbeda. Kini dia memanggil Mikado dengan nama depannya dan jarak mereka terasa lebih dekat dari sebelumnya. Setelah kejadian di pulau terpencil, hubungan mereka berubah. Di saat mereka berdua gelisah, suara yang lantang milik seorang yang tidak bisa membaca suasana bergema di ruangan.
“Kisa-chan! Mikado-kun! Kemana saja kalian selama ini?! Apa terjadi sesuatu dengan kalian berdua?!”
Menyiapkan lensa kamera layaknya senjata, dia mengarahkannya pada Mikado dan Kisa. Merasakan keadaan ini akan memburuk, Mikado mengangkat bahu dan menjawab.
“Hanya kebetulan. Sepertinya kami berdua terkena flu.”
“Itu mustahil! Aku melihat melalui crack di database-mu, tetapi aku tidak melihat apapun yang mengatakan flu!”
“Ugh ...!”
Mikado tidak menyangka Kokage mencaritahu sejauh ini, membuatnya tampak menggali kuburan sendiri dengan berbohong.
“Sekarang ayo jujur saja! Apa yang kalian berdua lakukan?! Apa kalian diculik?! Apa kalian berada dipertarungan sampai mati?! Kasih tau aku!”
“Ayo pergi ke sana, Kawaraya-san. Aku akan memberikanmu penjelasn yang jelas,” Kisa meraih pundak Kokage.
“Sungguh? Terima kasih banyak!” Kokage tidak meragukannya sedikit pun.
Kisa mengedipkan mata pada Mikado, mengatakan serahkan saja padanya. Akan sangat merepotkan jika kejadian di pulau bocor, dia pasti berusaha untuk meyakinkannya dengan cara apapun. Strategi dan ilusi adalah kemampuan khusus keluarga Nanjou. Dan, saat Kisa membawa Kokage bersamanya, dia berjalan melewati Mikado, mendekati telinganya dan berbisik.
“Mulai hari ini, permainan kita akan di restart. Jadi aku akan menyerangmu dengan kekuatan penuh lagi.”
Seuaranya terdengar ceria, seolah dia menantikan saat itu.
“ ... Ya.”
Mikado mengangguk dengan senyum tenang.
*****
Tempat tidur yang mirip seperti kubah mewah di kamarnya, Kisa penuh semangat berbicara dengan Mizuki.
“Lalu, lalu! Mikado menggendongku di punggungnya, berlari di bawah hujan! Dia sangat, sangaaaaaaat keren! Dia lelaki yang sempurna, aku bilang! Jiwanya murni dan percaya diri, dia tidak mundur sama sekali dan dia melindungiku dengan semua yang ia punya! Ahhhhh, di baik sekali! Aku cinta kamu! Mikado, aku mencintaimu! Nikahi aku!”
Itu adalah percakapan satu arah. Dia telah berbicara selama hampir tiga jam setelah dia pulang. Dan ini terjadi setiap kali setelah dibebaskan dari rumah sakit.
“Ini ... ini bukanlah Onee-chan yang aku tahu ....”
Mizuki gemetar ketakutan, takut pada perilaku Kisa. Sebelumnya, Kisa tidak pernah berbicara terang-terangan tentang peresaannya pada Mikado, bahkan di depan adiknya sendiri, tetapi sekarang cerita yang sama dipalu pada Mizuki setiap hari, seperti dia adalah orang lain.
“Ekspresi membosankan apa itu?! Itu hampir tidak cukup untuk menggambarkan Mikado yang luar biasa! Kamu harus menemaniku lima jam lagi!” Ucap Kisa bersemangat, saat dia menunjuk Mizuki.
“Aku tahu Mikado-kun itu luar biasa! Jadi ampuni nyawaku!” Mikado takut akan kesejahterahannya.
Karena dia tahu betul, Nanjou Kisa bisa menjadi orang yang sangat menyeramkan. Penerus keluarga Nanjou mendokarasi dirinya dengan pengetahuan, kekejaman, dan harga diri sedimikan rupa. Dia adalah jenis terbesar sejak pendiri keluarga, semua orang berharap banyak pada Kisa. Dan kakak perempuannya saat ini menjadi gila karena satu laki-laki, Kitamikado Mikado. Dia berubah menjadi gadis penuh cinta, tidak bisa mempertahankan pikiran rasionalnya, hanya dibimbing oleh perasaannya saja.
Dan yang dibutuhkan hanya satu, Kitamikado Mikado. Dia memang luar biasa. Meskipun dia seharusnya menjadi tahanan Kisa di pulau terpencil, Kisalah yang malah terjadi tergila-gila padanya.
“Juga, Onee-chan? Kenapa kamu jatuh cinta dengan Mikado-kun?”
“Itu ... sebelum ....”
“Sebelum ...?”
“Ti-tidak ada apa-apa! Banyak yang terjadi, itu saja!” Kisa mengalihkan matanya dengan wajah merah padam.
Oh, begitu, ya ...? Aku semakin tertarik dengan Mikado-kun ....
Dipaksa mendengarkan cerita Kisa setiap hari, mau tidak mau dia mulai berpikir seperti itu. Dia ingin lebih mengenal Mikado. Memeriksa sendiri, bukan hanya mempercayai kata-kata kakaknya. Perasaan itu tumbuh dan tumbuh semakin kuat.
“Hei ... Onee-chan. Aku ingin menanyakan sesatu.”
“Apa?”
“Permainan cintamu dengan Mikado-kun ... apa aku bisa bergabung?”
Saat Kisa menunjukkan ekspresi ketakutan, Mizuki hanya tersenyum tipis.
*****
Di dalam kediaman utama keluarga Shizukawa, di dalam kamar tunangan Mikado, Rinka. Di sana, aura tempat ruangan itu terendam sangat berbeda dari gadis normal. Poster yang tak terhitung jumlahnya menghiasi dinding, semuanya menunjukkan Mikado dalam resolusi tinggi. Yang mengisi rak-rak adalah patung Mikado. Yang terbaring di ranjang feminim, seluruh tubuh yang memeluk bantal, dengan wajah Mikado yang tercetak di atasnya. Ruangan ini memang dipenuhi dengan berbagai barang Kitamikado Mikado.
“Ahhh ... Mikado-sama ... kamu sangat bermartabat seperti biasa ... tapi hari ini, aku belum cukup menerimanya ....”
Seorang siswi dari akademi perempuan Shirase dan putri dari konglomerat Shizukawa, Rinka, bernapas dengan berat ... saat dia menjilat salah satu tiruan Mikado. Dia sangat terangsang. Dia kehilangan kendali dirinya. Dia tahu tidak akan pernah bisa menunjukkan perasaan ini, tidak ada yang lebih memalukan dari pada perasaan ekstrim seperti ini, baik di depan adik kelas atau keluarganya, tetapi dia tidak bisa menahannya.
Setelah menyelesaikan kesehariannya menjilati Mikado ( Versi tiruan ) sampai puas, Rinka akhirnya sedikit tenang dan mengembalikan tiruan itu ke rak. Begitu dia berhasil menguasai dirinya, kenyataan yang menyedihkan segera menyerangnya. Itu adalah fakta bahwa orang yang sangat dia rindukan tidak muncul pada upacara pertunangan yang mereka rencanakan.
“Mikado-sama ... apa yang terjadi padamu seminggu ini ...?” gumam Rinka, linglung.
Selama dia jauh dari sekolah, saingan Rinka, Nanjou Kisa juga tidak hadir. Tidak salah lagi, alasan ketidakhadiran Mikado di sekolah dan di upacara pasti karenanya. Tetapi, apa yang mereka lakukan selama seminggu itu? Hanya memikirkannya sudah memberikan rasa sakit yang kuat pada dada Rinka.
Sejak awal, mereka berdua pergi ke sekolah yang berbeda, memberikan kerugian pasti. Mikado dan Kisa tetap bersama sepanjang hari, di saat Rinka tidak memiliki tempat di sana. Dia perlu membuat celah. Untuk memenangkan permainan cinta antar gadis ini.
“Aku tidak akan menyerahkan Mikado-sama. Lagipula akulah yang paling mencintainya ....”
Sambil memeluk bantal Mikado ke dadanya, Rinka mengambil ponselnya.
