KouSuki Jilid 1 - Bab 1 Bagian 2

ーーーーーーーーーーーーーーーーー
・Penerjemah: IsekaiShumi
・Editor: IsekaiShumi
・Dukung IsekaiShumi: Trakteer

ーーーーーーーーーーーーーーーーー

❈ Bab 1 Bagian 2: Perang Saudara 

Namun, dia menahan kata-kata itu.

“Aku lebih jijik dengannya melebihi apapun! Hanya dekat dengannya saja sudah membuatku jatuh sakit.”

Dia memalsukan ekspresinya, kata-katanya, dan mengucapkan kebenaran palsu.

“Begitu ...?” Sai menatap tajam ke arah Kisa, seolah ingin menembusnya.

--- Apa aku dicurigai?

Kisa menahan napas seraya menunggu kata-kata Sai selanjutnya.  Dari dalam tatapan tenangnya, ia merasakan tekanan yang luar biasa. Seperti kekuatan yang memaksamu untuk mengaku. Hanya satu jarinya yang dapat membunuh. Tidak dapat bertahan dengan situasinya lebih lama, Kisa mendorong kata-katanya keluar dari tenggorokannya.

“Penerus keluarga Kitamikado adalah laki-laki seusiaku ... ini adalah kesempatanku untuk menggali kelemahan mereka. Ini waktunya untuk mengakhiri perang tanpa akhir Utara dan Selatan.”

“Kekalahan tidak diterima. Jika kamu jatuh ke tangan mereka ...,”

Kepala keluarga dari keluarga Nanjou, Sai, mengancam dengan suara yang berat.

“Ya, aku akan menggunakan segala cara yang aku punya dan membuat Kitamikado Mikado jatuh hati padaku.”

“Kisa mendeklarasikan, ketika ia menekan satu volume komik Shouojo ke dadanya.

*****

Selama bekerja petugas perpustakaan di keesokan harinya, Kisa dan Mikado akhirnya dibuat untuk mengatur dan merapikan buku. Ketika ketegangan menyelimuti seluruh tubuhnya, Mikado berdiri di depan perpustakaan, di lorong. Di sebelahnya, Kisa berbaris sambil mengangkat dagunya. Itu adalah penampilan seperti biasanya yang sangat indah, juga semangat juang terpancarkan dari bahunya. Jika Mikado menurunkan penjagaannya, ia merasa akan kehilangan jiwanya.

“Jadi kita akhirnya bekerja sama. Aku sangat menantikannya, Kitamikado-san.”

“Y-ya ....”

Mendapat senyum tipis dari Kisa, Mikado membuat balasan tidak nyaman. Normalnya, bekerja dengan perempuan bukanlah sesuatu yang biasa baginya. Terlebih jika orang itu adalah Kisa. Namun, yang ada dalam benaknya hanyalah kewaspadaan terhadap Kisa.
“Yah, kapan kita mau masuk? Aku rasa kita sudah berdiri cukup lama di sini ....”

“ ... Beri aku waktu sebentar.”

Untuk pekerjaan hari ini, dia sudah mempersiapkan segalanya. Agar tidak membiarkan mereka berduaan saja, yang mengarahkan ke keadaan berbahaya, dia sudah meminta petugas perpustakaan dari kelas lain untuk membantunya.

--- Aku tidak tahu apa yang ia rencanakan, tapi aku tidak akan menyerah begitu saja ...!

Mikado mengetik ponsel di sakunya. Sebagai gantinya, Kisa bergumam, ketika ia menatap pintu.

“Jika tentang orang dari kelas lain, dia tidak akan datang.”

“ ... apa maksudmu?”

“Anggota komite dari kela sebelas tidak bisa datang karena sakit.”

“Karena sakit ...?” Mikado mengerutkan alis ke arah Kisa.

Di waktu yang sama ponselnya bergetar. Ia segera mengambilnya dari saku dan melihat ke arah layar. Yang muncul di sana adalah nama orang yang ia mintai tolong kemarin.

“Halo? Ada apa?”

Mikado hampir tergesa-gesa menekan tombol ‘Jawab”, hanya untuk menerima suara lemah dari panggilan.

“Aku minta maaf ... Kitamikado ... aku tidak bisa datang ke perpustakaan ... sepertinya aku sudah ....”

“Apa yang sedang terjadi?!”

“Seseoang dengan seragam hitam datang ke kelas dan membawaku bersama mereka dan menaikkanku ke dalam mobil yang terlihat sangat mewah ... Haha, kemana mereka membawaku, ya ...?”

“Penculikan?! Jantung Mikadi berhenti berdetak saatc melirik Kisa. Namun, dia hanya tetap tersenyum acuh tak acuh.

--- Dia Iblis! Hanya untuk membiarkan berduaan, dia menculik murid!

Mikado mengarahkan satu tangannya ke dekat mulutnya, lalu berbisik.

“Tenang. Aku pasti akan menyelamatkanmu. Di mana kamu sekarang?Apa kamu sudah meninggalkan sekolah?”

“Ah, tidak, aku tidak perlu di tolong ... tinggalkan saja aku.”

“ ... Hah? Kamu kamu diancam?”

“Tidak seperti itu. Orang-orang berkulit hitam ini ... sebenarnya mereka semua itu perempuan super cantik! Pas aku ingin kabur, mereka menahanku. Aku bisa merasakan Payudara mereka menekan tanganku ... Ahh, kau ngerti, ‘kan?! Sebagai teman lelaki?!”

“Aku tidak mengerti!”

“Pokoknya, aku sudah selesai! Ini bukanlah pengkhianatan atau apapun! Aku tidak bisa melawan insting lelakiku! Maaf, Kitamikado!.”

Dengan begitu, panggilan berakhir.

“Kau pengkhianat!!”

“Tenangkan dirimu, Kitamikado-san. Aku akan ketakutan jika orang di sebelahku berteriak dengan ponsel di dadanya.”

Arau begitu yang ia katakan, tapi ada sedikit kilau di matanya. Dan, itu adalah sumber dan bukan lain adalah Sukacita.

--- Sangat menakutkan, keluarga Nanjou itu! Dia bisa membaca rencana dan persiapanku?!

Mikado menggertakan giginya.

“Sekarang, Kitamikado-san! Gak usah melawan dan masuk ke dalam perpustakaan sekarang! Dan cepatlah jatuh ke tanganku, ayo, ayo!”

Kisa menarik tangan Mikado ke dalam ruangan. Di waktu yang sama, sesuatu besi dan mesin jatuh dari saku rok Kisa, sampai ke tanah.”

“ ....”

“ ....”

Kedua terdiam sebentar. Sebuah besi yang keluar itu ada Stun Gun. Jika itu ditekan ke tubuhmu, kamu akan mendapat kejutan listrik yang kuat, membuat orang yang terkena tidak akan bisa bergerak dalam waktu tertentu.

“Nanjou ... membawa senjata seperti ke dalam perpustakaan itu dilarang.”

“Itu tidak tertulis di manapun dalam peraturan sekola!”

“Yah mana ada yang mengaharap kalau muridnya bakal bawa begituan ke area sekola!”

“Jika gak ada secara eksplisit dinyatakan dilarang, maka aku tidak melakukan pelanggaran apapun!”

“Bukan berarti tidak apa-apa membawanya ke sekolah! Ini masuk akal.”

“Jika aku tidak boleh membawanya, seharusnya sekolah menyediakan detektor logam di gerbang sekolah!”

“Ini Jepang, buka Amerika! Kamu bawa apa lagi?!” Mikado mengulurkan tangan ke arah Kisa.

“A-aku tidak membawa apa-apa lagi! hanya satu Stun Gun ini saja!”

“Benar kamu tidak punya sesuatu lagi di sana?!”

Kisa mengalihkan pandangannya. Menaruh lengannya di ambang jendela, dia bergumam sambil menatap pemdadangan yang indah.
“Aku akan menggunakan hak untuk diam.”

“Kamu tidak mempunyai hak seperti itu! Cukup keluarkan saja! Jika tidak, aku akan panggil polisi, dan tugas kerjamu hari ini akan ditunda.”

“Satu atau dua petugas tidak akan cukup untuk melawan kekuatan keluarga Nanjou!”

“Kalau begitu aku akan menunda pekerjaanku hari ini tanpa memanggil polisi. Keamananku terancam jika aku di sini, jadi aku akan pulang!”

Kembang api berterbangan di anatar Mikado dan Kisa yang beradu argumen di tengah lorong. Jika ia diserang langsung, Mikado yakin masih bisa menanganinya. Namun, akan mustahil jika ia diserang oleh Stun Gun dari belakang, yang terburuk, oleh teman sekelasnya.

“Kamu tahu ... aku berpikir jika orang-orang yang tidak dapat memenuhi pekerjaannya tidak peduli keadannya adalah yang terburuk. Kamu mempunyai tugas untuk melakukan tugasmu sebagai komite, meskipun nyawamu satu-satunya yang terpenting,” ucap Kisa, sambil mengedipkan mata besar dan bundarnya.

“Aku yakin orang yang bersiap untuk melakukan Stun Gun pada temannya lebih buruk. Cepat berikan barang-barangmu yang lain,” Perintah Mikadi, dengan dingin.

“Kalau gitu lakukan Body Check ke semua area yang aku pedulikan! Kamu pasti perlukan nyali, ‘kan. Kamu,, yang tidak mempunyai pengalaman cinta dan wanita?” Kisa mengembungkan pipinya.

“Baiklah, akan aku periksa.”

Dengan ungkapan itu. Saat Mikado mendekat, Kisa menjadi bingung.

“Eh, t-tunggu, kamu ... serius ...?”

“Kamu, ;kan, yang bilang? Jadi aku tidak ingin mendengar komplain tentang ini.”

“Tu-tunggu, aku belum menyiapkan diriku ...!”

“Tetap diam.”

Mikado menggerakkan tangannya ke dalam saku rok Kisa. Dia bisa merasakan sentuhan halus kain. Merasakan paha Kisa yang bundar di telapak tangannya.

“Mmm ...,” Tubuh Kisa bergetar.

“Ja-jangan buat suara aneh seperti itu.”

“Itu karena kamu menyentuhku dengan tidak senonoh!”

“Aku tidak menyentuhnya begitu!”

“Iya, kamu lakukan! Pasti sekarang kamu lagi mikirin sesuatu yang mesuk, ‘kan?!

“Tidak!!”

Itu adalah kebohongan besar. Dia dapat merasakan panas naik ke dalam otaknya.

“Me-menuduhku hanya untuk menyentuh seorang gadis, binatang seperti apa kamu?!” ujar Kisa, dengan wajah merah padam.

“Yah ... aku tidak menuduhmu tanpa alasan.”

“Mikado mengeluarkan tangannya dari kantung rok Kisa, memegang jarum suntik dan perekat di tangannya, yang dengan cepat membuat kisa menegang.

“Apa yang salah dengan itu? Jarum suntik bukan senjata. Setiap pecandu pasti mempunyai paling tidak satu, ‘kan?”

“Itu juga pelanggaran! Apa kamu seorang pecandu?!”

“Jangan bercanda. Selain itu, pemeriksaan tubuhku sudah selesai, ‘kan?”

"Belum ....”

Mikado mengarahkan jemarinya ke rambut Kisa, karena dia melihat seuatu bersinar dari sana yang bukan pin rambutnya. Saat ia melakukannya, dia merasakan sesuatu yang keras, tersembunyi di antara rambutnya.

“Jangan terlalu banyak bermain dengan rambutku ....” Kisa mengigil, menahan rasa malunya.

Melihat itu, Mikado bergegas dengan tindakannya. Terus mensugesti dirinya untuk tetap tenang, ia menariknya keluar, benda tipis dan panjang.

“ ... kupikir juga begitu, apa ini?”

Saat ia mendorongnya ke depan mata Kisa, Kisa mengerutkan alisnya dengan anggun.

“ ... Sebuah Blowpipe . Aku berencana kana berburu beruang pulang dalam perjalanan pulang nanti.”

“Itu pasti bohong! Satu-satunya yang akan diburu itu aku!”

“Kami mempunyai beberapa beruang besar di sini, dekat dengan taman kanak-kanak.”

“Pasti akan ada beberapa orang yang dimakan olehnya!”

“Ya ... beberapa ibuku ....”

“Kamu mempunyai ibu lebih satu?!”

“Bukannya tidak apa-apa sekarang?! Kamu tetap emnyentuhku tanpa bukti pasti, dan pekerjaan kita belum dilakukan sama sekali! Tetap jaga pelecehan seksualmu ke level yang lumayan!” Kisa menatap Mikado.

“Kamu jadi marah sama aku?! Selain itu, semuanya akan berkahir setelah ini!”

Mikado melihat sutas benang yang tidak wajar, berdiam diri di kerah Kisa. Sebagai tanggapan, Kisa mundur beberapa langkah.

“Hanya ini yang tidak bisa aku biarkan. Jika kamu melepasnya, semua pakaianku akan jatuh.”

“Seolah itu akan terjadi!” Bentak Mikado, menarik tali dari kerah Kisa.

Pada akhirnya, dia membariskan semuanya, dan yang lainnya di tanah lalu menatap mereka. Sebuah Gun Stun, Jarum suntih, Blowpipe, perekat, dan sekarang tali.”

“ ... jadi kamu berencana melumpuhkanku dengan Blowpipe atau Stun Gun, kamu akan menyuntikkan obat tidur padaku, menggunakan jarum suntik, menutup pintu dengan perekat untuk menciptakan ruangan tertutup, mengikatku dengan tali, dan membuatku terkurung, ‘kan?”

“Apa kamu seorang peramal atau semacamnya?!” Mata Kisa terbelalak.

Mikado menghela napas dengan kata-katanya lalu mengambil semua barang dan menyitanya. Dia tidak tahu apa yang akan Kisa lakukan saat ia sudah mengurungnya, akan tetapi dia yakin itu tidak bermanfaat baginya.

“Kamu tidak punya senjata lagi, ‘kan?”

“Ya, itu adalah semua ‘senjata’ yang aku punya.”

“Sepertinya aku perlu melakukan Body Check lagi?!”

“Apa tidak apa-apa melakukan itu? Orang yang sangat bermasalah akan lewat sebentar lagi.”

Melirik ke arah yang dituntuk Kisa, dia melihat Kawaramiya Kokage. Dia memegang kamera biasanya di kedua tangannya, mencari mangasa di sekitarnya.

“Ugh ....”

“Aku pribadi tidak akan menghentikanmu jika kamu tetap melakukan pelecehan seksual di depannya, tetapi apa yang orang lain pikir saat masalah ini dipublikasikan? Kisa tersenyum gembira di bibirnya, untuk Mikado yang menggertakkan gigirnya.

“Baiklah ... Jika kamu tidak mempunyai senajat lain, maka baik-baik saja ....”

“Fuuu ... akhirnya kita dapat memulai pekerjaannya.”

“Emang salah siapa jadi telat begini?!”

“Itu salahku karena menjatuhkan Stun Gun. Aku membuat kesalah dengan membawa senjata seperti ini, jadi aku meminta maaf. Aku akan belajar kesalahanku untuk masa depan.”

“Kenapa aku mendapat firasat buruk dari permintaan maafmu ...?”

Merasa lelah, Mikado mengarahkan kakinya menuju perpustakaan. Apa yang memasuki lubang hidungnya adalah aroma dari buku lama dan dokumen. Dan sayangnya, ruangan itu kosong dari manusia lain. Tetapi, ruangannya diisi penuh oleh tumpukkan buku, berjajar rapi di rak-rak. Di belakangnya, Kisa dengan tenang menutup pintu.

--- Jadi ini adalah ... medan perang kita.

Sebenarnya, itu hanya ruang perpustakaan biasa saja yang dapat ditemukan di manapun. Meskipun ia telah mengurangi bahaya dengan menyita senajat Kisa, tetapi Mikadi masih tidak boleh menurunkan penjagaannya. Mulai sekarang adalah pertempuran utamanya. Untuk masa depan keluarga Kitamikado dan untuk masa depan Jepang, ia harus mengenakan seluruh tenaganya di sini. Seiring dengan tekadnya yang menguat, Mikado berbalik menatap Kisa.

“Kalau begitu, ayo kita mengatur ....”

Melihat lebih dekat, Mikado dapat melihat mulut Kisa tertutup rapat dan kaki putih saljunya sedikit gemetar.

“Jangan bilang ... kamu gugup?”

“Eh?! Se-seolah-olah itu terjadi! Aku adalah pemburu dan kamu adalah mangsanya, jadi aneh jika gugup, ‘kan?! Mustahil!” Kisa mengicek dengan panik.

“ ... Benar?”

“Y-ya!”

Mikado membuat ekspresi ragu membuat Kisa emngambil langkah muncur, menyentuh pintu yang tertutup dengan punggungnya, memberikan arus melalui tubuhnya.  Melihatnya sedikit gemetar, menatapnya lebih jelas, Kisa mirip seperti binatang kecil yang ketakutan.

“Tapi suaramu aneh, lo?”

“Ini suara normalku! Ummm, kita bertanggungjawab di Literasi, seni, dan ras linguistik, ‘kan?”

Kisa menyelinap melewati Mikado dan menuju rak buku di belakag Mikado. Memecah pekerjaan, mereka mulai mengatur buku. Karena murid hanya mengembalikan buku yang dipinjam acuh tak acuh, buku yang tertata dengan benar di rak hanya sedikit dari nomor yang terdaftar. Melakukan pekerjaan ini terlihat sederhana, tetapi dapat menenangkan Mikado. Begitu memasuki ruangan ini, pertempuran akan terjadi dengan kekuatan penuh. Jika bisa, Mikado berharap akan menyelesaikannya di sini dan membuat Kisa jatuh cinta padanya.

Untuk mencapai itu, ia membawa alat bersamanya. Sama seperti bagaimana Kisa menyembunyikan barang-barangnya di dalam saku saat pemeriksaan, Mikado juga melakukannya.

--- Sekarang ... waktunya untuk memeriksa tempat yang menjanjikan.

Mikado mengeluarkan kotak kecil dari sakunya. Mengambil laba-laba kecildi anatara jari-jarinya lalu meletakkannya di kaki Kisa. Rencananya adalah untuk melindungi Kisa saat ketakutan dengan mengambil laba-laba itu darinya, menunjukkan sisi kejantanannya. Mikado sengaja memilik laba-laba yang tidak beracun. Masalah terakhir adalah apakah penerus keluarga Nanjou akan ketakutan dengan laba-laba seperti itu.

Melihat sekeliling rak, akhirnya Kisa menyadari keberadaan laba0laba. Pandangannya langsung terpaku pada musuh kecil di kakinya.

--- Jadi laba-laba tidak cukup untuk membuat takut seseorang dari keluarga Nanjou!

Itu terjadi setelah Mikado menyerah dengan rencana ini.

“ ...! ...?!” Tubuh Kisa mulai gemetar.

Matanya terbelalak, ia menekan buku-buku di tangannya ke dadanya saat menegang. Ini bukan hanya takut, akan tetapi lebih dari itu.

“H-hey?! Apa kamu takut sama laba-laba?”

“Tidak! Tidak ada yang dapat membuat takut dari penerus keluarga Nanjou! Selain itu, aku adalah eksistensi yang akan menguasai kegelapan –“

“Tapi matamu sudah mati, lo?!”

Reaksinya benar-benar melampaui harapan Mikado. Dengan gerakan kaku, Kisa mengeluarkan sesuatu dari lengan bajunya dan berniat untuk menekannya.

“F-fufu ... jika sudah sejauh ini, aku akan menekan tombolnya, dan ....”

“Tombol apa itu?! Juga, kamu masih punya senjata lain?!”

“Ini baik-baik saja. Dengan ini, semuanya akan terselesaikan ... aku akan menyelamatkan semua murid dari penderitaan ....”

“Kamu juga harus menyelamatkan mereka dari sisa hidupnya!”

“Tidak, mereka akan pergi ke dunia lain ... Ya, segala akhir akan menjadi awal yang baru bagi mereka ....”

“Aku tidak tau apa yang kamu bicarakan, tapi tunggu dulu sebentar!”

“Mikado mengambil tombol dari tangan Kisa dan mengambil laba-labanya, mengeluarkannya melalui jendela, menyelematkannya.”

--- Mungkin aku harus mengirimkan perintah kepada penjinak bom di gedung sekolah nanti ....

Saat Mikado memikirkan itu, Kisa merosot ke tanah. Matanya berair dan ia melihat ke arah Mikado seperti melihat orang suci.

“Te-terima kasih, Kitamikado-san ... karena telah menyelamatkan musuhmu, kamu benar-benar baik ....”

“Ugh ....”

Rasa sakit yang tajam menjalar ke dadanya. Pertama, Keadaan Kisa yang lemah seperti sekarang seperti dewa panah asmara yang menembus hantungnya. Alasan lainnya, beban besar karena telah membuat seorang perempuan menangis, yang sangat bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh keluarga Kitamikado.

“I-itu bukan masalah besar ....”

“Tidak, itu tidak benar. Jika itu aku, aku akan menggunakan orang lain untuk mengurusnya, dan menyelamatkan mereka saat mereka di ambang kehancuran. Tentu saja, tidak seperti kamu, aku sudah menyiapkan laba-labaku sendiri,” ucap Kisa, saat ia menggelengkan kepalanya.

“Ughhh ....”

Mikado menekan tangannya ke dadanya, berharap dapat menahan dosan besar yang ia rasakan sekarang.

“Sungguh, terima kasih banyak, Kitamikado-san ... Kamu adalah Pahlawanku ....” Kisa dengan lembut mengatakan, sambil menyeka air mata di pipinya.

“Aku minta maaf!”

Mikado membungkuk pada Kisa dengan kekuatan penuh. Dia serius ingin menghentikan semua pujian itu.

“Kenapa kamu meminta maaf? Kisa terlihat terkejut.

“Yah ... pokoknya, aku minta maaf ....”

Dengan ini Mikado berjanji tidak akan mengguakan cara licik lagi. Mungkin, itu baik-baik saja untuk keluarga Nanjou, tetapi untuk keluarga Kitamikado, yang memerintah atas cahaya, cara seperti itu tidak diperbolehkan bagaimana pun, meski untuk pilihan terakhir.

“Kamu aneh, Kitamikado-san. Tapi aku minta maaf karena telah membuat suasana pekerjaan kita jadi seperti ini.”

“Kamu tidak melakukan kesalahan apapun, Nanjou ... satu-satunya yang seharusnya mati di sini adalah aku ....”

“Kenapa kamu harus mati? Ngomong-ngomong, aku ingin merapikan buku-buku di sana, tapi aku tidak sampai, jadi bisakah kamu memegang tangganya?”

“I-iya.”

Mikado memegang bagian tengga terdekat darinya ketika Kisa memanjat, memegang buku di tangannya. Di tengah jalan, Kisa menatap Mikadi, dan menunjukkan senyum jahat. Segera, Mikado menyadari niatnya.

--- Jadi itu rencanamu!

--- Ya, itu memang rencanaku!

Mereka berdua tiba-tiba dapar berbicara hanya dengan saling menatap. Dari posisi ini, jika Kisa sedikit bergerak lagi, Mikado akan melihatnya. Dan tentu saja, itu mengacu pada celana dalam. Di perang Genpei zama dulu, mengatakan jika keluarga Nanjou mengirimkan perempuan ke medan perang hanya dengan pakaian dalam, menarik perhatian pasukan musuh. Pada dasarnya, celana dalam keluarga Nanjou adalah senajat terkuat, raksasa Tartarus, mengirim jiwa ke kuburan mereka. Hanya dengan sepasang celana dalam, terbukti cukup kuat untuk menenggelamkan satu klan.

--- Jika aku melihat celana dalamnya, maka aku akan kalah di pertarungan ini ...!

Itulah yang Mikado pikirkan sekarang. Hasrat seksual adalah salah satu dari sebagian besar faktor saat merasakan perasaan romantis. Jika nafsu seksual meninggat, semakin mudah bagi seseorang kehilangan pemikiran rasionalnya, membuat merek atidak  berbeda dari binatang. Dalam hal itu, celana dalam mempunyai serangan tanpa batas. Kisa sejak awal sudah cantik, tetapi jika menemukan celana dalamnya dalam pandangan, serangannya akan bertambah hingga serats kali lipat. Dengan hanya mereka berdua di dalam ruangan tertutup,  Mikado tidak yakin akan mempertahankan alasannya, belum lagi menyambutnya dengan baik esok hari.

“He he he ... tapi, seharusnya kamu tidak menganggap remehku, Nanjou. Aku sudah menyiapkan sesuatu untuk ini.”

“Ap –?!”

Kisa membuka matanya lebar-lebar karena terkejut, Mikado kembali mengeluarkan benda bermanfaat lainnya dari dalam kantungnya, penutup mata. Saat pandangannya direngut oleh kain hitam pekat, baik celana dalam atau apapun tidak akan terlihat olehnya. Sebuah tembok terkuat untuk melawan hasrat seksual. Bahkan jika dunia dipenuhi oleh celana dalam di kanan dan kiri, selama kau tidak melihatnya, kau tidak akan disesatkan oleh mereka.

“Bukannya itu curang?! Juga, itu sangat bahaya?!”

“Tidak ada bahaya di sini! Aku benar-benar memeganginya! Juga, penutup mata ini adalah pesanan khusus! Penyerapan cahaya mereka 100%! Bahkan jika celana dalammu bersinar seterang Supernova, aku tidak akan dapat melihatnya ...!” Mikado tertawa, Kisa hanya dapat Kisa balas hanya suara gigi yang beradu.

Dan itu sudah diduga. Senjata terkuat telah diblokir oleh Aegis, perisai terkuat. Dengan kemenangan ii, Mikado merasakan ras abersalahnya berkurang.

“Kalau begitu tidak bisa,” Kisa mendesah. “Aku akan menyelesaikanya dengan ini dan – kya!”

“Nanjou?! Kau tidak apa-apa?!”

“Khawatir jika Kisa kehilangan pijakan, Mikado melepas penutup matanya dengan kecepatan Mach.  Namun, apa yang memasuki bidang pandangannya adalah senyuman menggoda Kisa, yang menatap ke arahnya. Dan di waktu yang sama, dia menangkap dengan jelas pemandangan celana dalam.

Hitam, hitam pekat, dengan garis bertali.


“Grrrr ...!” Mikado terkena lima juta poin kerusakan dan jatuh ke lantai.

Dia berusaha untuk tenang saat Mikado mengutip kursus yen baru-baru ini. Lalu kisa turun dan menunjukkan senyum percaya diri.

“Ara-ara, ada apa? Apa kamu jadi terangsang setelah melihat stokingku”

“Stoking?”

“Ya, stoking mensimulasikan kain dan penampilan celana dalam. Jangan bilang, jika Putra dari keluarga Kitamikado salah membedakan Stoking dengan celana dalam?”

“Tidak ....”

Mikado terkena lebih banyak kerusakan. Meski yang ia lihat adalah Stoking, dan salah mengira jika itu celaa dalam, parameter kerusakan tetap sama seperti celana dalam normal. Sekali lagi Mikado menyadari jika ia tidak bisa memaafkan keluarga Nanjou dengan trik kotor seperti ini.

Mereka berdua berbaris satu sama lain dan melanjutkan pekerjaan. Sekarang, ruang perpustakaan itu benar-benar hening. Yang terdengar hanyalah  suara buku yang dipindahkan, langkah mereka, keributan di halaman, masuk memalui celah jendela. Karena asyik dengan pekerjaannya, Kisa menabrak Mikado. Kontak mereka hanyalah sentuhan bahu. Tapi, itu cukup untuk membuat Mikado cukup untuk merasakan kelembutan tubuh perempuan, mengirimkan getaran hingga ke tulang.

“Ah ... aku minta maaf.” Kisa menjauh dari Mikado.

“Ti-tidak masalah.”

Sekali lagi, keheningan memenuhi ruangan. Mereka bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa, tetapi telinga Kisa mulai memerah. Mengamati itu, Mikado merasaka perubahan yang sama pada wajahnya sendiri. Namun, tidak ada kata-kata yang diucapkan. Meski begitu, Mikado culup menyukai suasana ini. Meskipun ia sedang berada di situasi yang berbahaya antara orang dari Kitamikado dengan keluarga Nanjou, sekarang, mereka tidak lain hanyalah laki-laki dan temen sekelas perempuan.

“Nanjou ... apa kamu menyukai buku?”

Mungkin, karena itu dia bertanya tanpa terlalu banyak memikirkannya.

“Eh ... kamu tertarik dengan kehidupan pribadiku?” Dengan mata berbinar, Kisa menatap Mikado.

“Sedikit.”

“Jadi, kamu mengakui jika kamu jatuh cinta padaku?”

“Bukan begitu.”

“Tapi, tapi kamu sangat ingin tau tentangku, ‘kan?” Kisa menyeringai, saat ia mendorong wajahnya lebih dekat ke Mikado.
“Kamu benar-benar suka dengan hal-hal koynol.”

“Aku tidak bahagia sama sekali. Ya, tidak sama sekali. Kenapa aku sangat senang hanya karena Kitamikado-san bertanya soal hal pribadiku?”

Mikado merasakan dengun pelan dari arah Kisa, dan ia dalam mood yang baik seketika.

--- Dia senang karena aku menanyainya soal pribadi ...? Jadi, dia sudah jatuh cinta padaku?! Tidak, tidak, masih terlalu awal untuk menyimpulkan begitu ... Nanjou tidaklah semudah itu sebagai musuh ... Ah, kalau begitu mungkin!

Mungkin karena ia terinfeksi oleh kesenangan, Mikado merasakan otot pipinya rileks. Mengontrol dirinya sendiri, ia menajamkan wajahnya lagi.

“Dan, gimana? Kamu suka, atau tidak?

“Yah, aku cukup menyukainya. Seperti series ‘Arsène Lupin’ dan series ‘Hannibal Lecter’, atau bahkan ‘Goethe’s Faust’. Selama musim panas kemarin, aku membaca seluruh Ensiklopedia ‘Frauds of Old dan Present Between East and West’ dalam satu malam. Kekuatan perempuan itu luar biasa, bukan?”

“Apa yang kai maksud dengan kekuatan perempuan ...?”

Mikado berpikir pada dirinya sendiri jika keluarga Nanjou sangat suka membuat pilihan.

“Dan sepertinya kamu sangat menyukai buku-buku tentang sejarah, Kitamikado-san.”

“Belajar dari masa lalu sangat penting bagi seseorang yang memikirkan masa depan Jepang. Tapi, kenapa kamu tahu minatku?”

“Beberapa waktu lalu, aku melihat membaca buku sejarah yang ditulis oleh Toynbee. Kamu juga membaca buku dari Josephus sebelumnya.”

“Kamu benar-benar memperhatikan ... jangan bilang, kamu telah –“

“Aku tidak tertarik sama sekali.”

Menjawabnya segera, seolah ia telah mengantisipasi pertanyaan itu sejak awal.

“Kalau begitu kenapa kamu bisa tahu tentang seleraku dalam buku?”

“Aku memiliki kewajiban mengetahui selera membaca setiap orang.”

“Itu benar-benar luar biasa!”

“Ya, dan kamu adalah salah satu dari enam miliar orang. Jangan terlalu percaya diri. Hanya karena kamu mengikuti permainan cinta denganku berpikir jika aku menganggapmu lebih berharga daripada orang lain. Ya, ketertarikanku denganmu diibaratkan dengan perhatianku dengan daun yang aku lewati di trotoar. Kamu mengerti?” Kisa menjadi sangat lelah.

--- Eh, mungin dia benar-benar tertarik denganku?! Benar-benar terdengar seperti itu, ‘kan?”

Mikado mendapati seperti membaca baris yang tersirat.  Merasa perlu untuk memberi otaknya beberapa udara segar untuk tetap produktivitas tertinggi, Mikado mengambil napas dalam-dalam. Tapi, mengetahui hanya mereka berdua dis ini memuat Mikado semakin tersadar, dan membuatnya sulit bernapas. Kemudian, itu terjadi.

Tanpa pemberitahuan, Kisa kembali menyerang.

“ ....?!”

Mikado berencena untuk memiliki percakapan tenang dan normal, jadi ia menjadi terkejut. Merasakan pendekatan tangan Kisa, semua alarm dalam tubuhnya berdering. Namun, sensor bahaya dalam tubuh Mikado telah jauh berkembang sehingga tidak memungkinkan serangan fatal, saat ia menghindar. Mengikuti itu, tagan Kisa menghantam dinding di belakang Mikado, menciptakan suara keras.

“Apa yang kamu rencanakan ...?”

1 Comments